Implementasi AI di Bidang Pertanian Babak Baru
Penulis : Mohamad Jepri (TI UNPAM)
PEMANFAATAN teknologi merupakan keniscayaan bagi upaya peningkatan produksi pertanian di Indonesia, terutama dalam konteks mutu dan daya saing. Ketersediaan inovasi teknologi juga merupakan salah satu kunci peningkatan kesejahteraan petani dan menarik minat generasi muda dalam menciptakan aneka peluang bisnis turunan.
Karena itu, pemerintah pun memandang penggunaan teknologi modern di sektor pertanian menjadi pilihan mutlak. Sejumlah lembaga riset pemerintah, seperti LIPI, BPPT, dan Balitbangtan Kementan beserta sejumlah perguruan tinggi terus menggiatkan penciptaan inovasi berorientasi pada kebutuhan pengguna. Dalam konteks pemanfaatan teknologi ini, Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan mengimplementasikan teknologi 4.0 di sektor pertanian.
Terdapat lima teknologi utama yang menopang implementasi industri 4.0, yaitu internet of things (IoT), computer vision, artificial intelligence (AI), human machine interface (HMI), teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D printing. Kesemuanya itu mentransformasi cara manusia berinteraksi hingga pada level yang paling mendasar. Implementasi industri 4.0 juga diarahkan untuk efisiensi dan daya saing.
Artificial intelligence (AI) sebagai salah satu teknologi utama yang mendukung implementasi industri 4.0 sangat potensial dan prospektif. Sektor pertanian juga ikut berubah seiring dengan tren ini. Karena itu, tidak bisa dihindari kemudian muncul terminologi smart farming (pertanian cerdas), precission farming (pertanian presisi), dan istilah-istilah yang merujuk pada industri 4.0 dan pengaplikasian teknologi AI.
Pemanfaatan AI dapat dilihat implementasinya dalam pertanian global. Sebuah perusahaan dari Illinois, AS, telah memanfaatkan AI yang mampu mengenali hama atau penyakit tanaman, seperti tumbuhnya jamur dan juga kekurangan air pada tanaman jagung dan kedelai, beberapa minggu sebelum mata manusia dapat melihat apa yang terjadi. Startup tersebut menawarkan para petani analisis kecerdasan buatan dari foto yang diambil dari drone.
Dengan kemampuan deteksi tersebut, manajemen perkebunan tidak terlambat melakukan perawatan terhadap tanaman yang menghadapi masalah penyakit. Jikalau kita dapat mengetahuinya lebih dini, seperti adanya hama, misalnya, para petani dapat bertindak lebih cepat guna mencegah agar tidak mengganggu produktivitas.
Para petani tomat dan stroberi di Jepang telah menggunakan sebuah jaringan kamera yang dipasang pada atap rumah kaca untuk memantau dan mengenali apabila ada masalah. Juga, banyak petani di Jepang saat ini telah menggunakan drone untuk membantu memantau areal persawahan mereka.
Menyambut implementasi AI Sejauh mana implementasi teknologi AI dalam sektor pertanian Indonesia? Kementan di 2020 akan memberikan perhatian khusus pada implementasi AI, mengingat teknologi AI menjadi bagian penting dari model pertanian presisi yang maju dan modern. Filosofi dasar pertanian presisi yang dimanfaatkan ialah mengukur dan mengelola variabilitas, seperti hasil, tanah, hama, dan gulma di seluruh lahan yang ada untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan praktik pertanian dalam sistem usaha tani. Dengan cara ini, yakni produktivitas, kualitas produk dan keuntungan ekonomi diharapkan lebih optimal.
Sejumlah inovasi telah dihasilkan dan dikembangkan Kementan, di antaranya smart green house dengan memanfaatkan teknologi IoT (internet of things). Pada inovasi ini, semua aktivitas yang memengaruhi petumbuhan tanaman diatur melalui internet dengan menggunakan sistem AI. Misalnya, dengan melakukan pengaturan terhadap cahaya, air, dan hal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan kualitas yang terbaik.
Inovasi berikutnya ialah smart irrigation system yang juga memanfaatkan teknologi IoT berbasis AI. Inovasi tersebut diterapkan melalui irigasi bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tanah kering. Sistem kerjanya ialah dengan mengatur kelembapan tanah dengan sistem AI sehingga tanah tidak gersang lagi dan dapat menjadi lembap sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Inovasi lainnya merupakan pemanfaatan autonomous technology pada automatic tractor. Melalui penerapan AI, petani dapat mengendalikan pola pekerjaan traktor secara cerdas. Dengan cara ini, petani dapat mengendalikan mesin tanpa harus turun ke sawah.
Penerapan AI pertanian memiliki dampak positif langsung bagi petani produsen maupun konsumen hasil pertanian, meskipun terdapat sejumlah tantangan dalam penerapannya. Salah satu tantangannya ialah biaya dan infrastruktur. Peranti teknologi yang canggih tentu tidak murah harganya, apalagi besarnya kawasan pertanian Indonesia. Selain masih membutuhkan tambahan peranti pendukung yang masif, di sejumlah wilayah, infrastruktur internet dan aksesibilitasnya juga perlu terus ditingkatkan.
Tantangan lainnya ialah kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi. Walaupun teknologi ini difokuskan terhadap petani milenial yang digital native, sebagian besar sektor ini masih dihuni generasi tua. Selain itu, banyak petani muda yang masih belum melek teknologi karena pendidikannya yang relatif rendah. Di sinilah perlunya pendampingan secara intensif melalui sebuah pusat pelatihan, pusat informasi, dan komando program yang terpadu.
Pada 2020, penerapan implementasi teknologi AI dalam pembangunan pertanian akan memasuki babak baru dengan dibangunnya agriculture war room (AWR) di Kementan sebagai pusat pengendalian Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani). Kostra Tani ialah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi, dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan teknologi 4.0 dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan bahwa teknologi AI wajib menjadi basis utama dalam AWR menggerakkan pertanian di kawasan binaan Kostra Tani. Kostra Tani ini akan memiliki banyak peran, baik sebagai pusat pergerakan sektor pertanian, pusat pelatihan, penyuluhan, pusat konsultasi agribisnis, pengembangan jejaring kemitraan, maupun pusat data dan Informasi pertanian daerah.
Kostra Tani yang dibangun akan menjalankan sistem manajemen data dan informasi sehingga kementerian (pemerintah pusat) bisa mengetahui kondisi lapangan secara cepat dan akurat. Teknologi AI akan didukung aplikasi dalam pengumpulan informasi pertanian dan mengolah data luas lahan, luas tanam, luas panen, serta produktivitas setiap komoditas sebagai sebuah informasi. Data iklim (automatic weather station/AWS) dan monitoring standing crop juga menjadi bagian penting dari informasi yang dikumpulkan. Teknologi AI akan berperan dalam mengolah semua data dan informasi sehingga kebijakan yang diambil akan tajam dan sahih. Akurasi data dan aksesibilitasnya memang menjadi salah satu fokus utama Menteri Syahrul. Disadari data dan informasi yang tepat menjadi fondasi kuat bagi pembangunan pertanian.
Kostra Tani dan AWR berbasis AI yang dibangun, diharapkan akan menghilangkan rentang jarak dan waktu dalam proses adopsi teknologi pertanian modern. Sebagai pusat pembelajaran inovasi, Kostra Tani akan menjadi wahana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi digital dalam pendampingan pembangunan pertanian di daerah.