Apakah Kemampuan Kecerdasan Buatan Dalam Mengambil Keputusan Lebih Baik Dari Manusia?

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) adalah kemampuan mesin untuk meniru perilaku manusia yang cerdas seperti belajar, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah. Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan telah menjadi topik pembicaraan utama di kalangan ilmuwan, praktisi teknologi, dan masyarakat umum. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah kemampuan kecerdasan buatan dalam mengambil keputusan lebih baik dari manusia?
Ada beberapa keuntungan dalam menggunakan kecerdasan buatan untuk mengambil keputusan daripada manusia. Pertama, mesin dapat mengolah data dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dan akurat daripada manusia. Kedua, mesin dapat bekerja tanpa henti selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu, sementara manusia memiliki batasan dalam hal waktu dan energi. Ketiga, mesin tidak memiliki emosi dan bias seperti manusia yang dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.
Namun, kecerdasan buatan juga memiliki beberapa kelemahan dalam mengambil keputusan dibandingkan manusia. Pertama, mesin hanya dapat mengambil keputusan berdasarkan data yang diberikan atau yang telah diprogram ke dalam sistem, sementara manusia dapat mempertimbangkan berbagai faktor yang lebih luas dan lebih sulit diukur seperti nilai moral, etika, dan konteks sosial. Kedua, mesin dapat memberikan keputusan yang tepat sesuai dengan data yang dimiliki, tetapi keputusan tersebut mungkin tidak cocok atau relevan dengan situasi di lapangan.
Penggunaan kecerdasan buatan dalam berbagai bidang sudah mulai luas seperti di sektor kesehatan, finansial, transportasi, pemerintahan dan lainnya. Salah satu contoh kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan adalah penggunaannya dalam diagnosis penyakit. Sebagai contoh, sebuah studi pada tahun 2017 menunjukkan bahwa kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker kulit dengan tingkat keakuratan 95%. Ini jauh lebih tinggi daripada diagnosis manusia yang memiliki tingkat keakuratan 86%.
Di bidang transportasi, mobil otonom yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan sedang dikembangkan dan diuji coba. Mobil otonom dapat membantu mengurangi angka kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia, yang biasanya terjadi akibat kelalaian, kelelahan atau keterbatasan pengemudi. Dalam beberapa kasus, mobil otonom bahkan dapat membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan raya.
Namun, perlu diingat bahwa kecerdasan buatan juga memiliki risiko. Salah satu risiko utamanya adalah potensi hilangnya lapangan kerja manusia. Kecerdasan buatan dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa bidang seperti pabrik, toko online, dan pelayanan pelanggan. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat menimbulkan kekhawatiran privasi, keamanan dan etika.
Di masa depan, kecerdasan buatan kemungkinan akan semakin berkembang dan digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Banyak ahli teknologi dan futuris memprediksi bahwa kecerdasan buatan akan semakin mendominasi industri dan masyarakat di masa yang akan datang.
Salah satu bidang yang diperkirakan akan sangat terpengaruh oleh kecerdasan buatan adalah industri otomotif. Dengan semakin banyaknya mobil yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan, maka keselamatan berkendara dapat semakin ditingkatkan. Mobil cerdas dapat mengidentifikasi bahaya dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Selain itu, mobil cerdas juga dapat membantu pengemudi dalam mengambil keputusan, misalnya dengan memberikan saran tentang rute terbaik atau memberikan informasi tentang kondisi jalan.
Tidak hanya di industri otomotif, kecerdasan buatan juga dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan. Misalnya, dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, dokter dapat lebih mudah dan cepat membuat diagnosis serta menentukan perawatan yang tepat untuk pasien. Teknologi kecerdasan buatan juga dapat membantu dalam mengidentifikasi penyakit secara dini dan memantau kondisi kesehatan pasien secara terus-menerus.
Namun, penggunaan kecerdasan buatan juga menimbulkan beberapa masalah dan tantangan. Salah satu masalah yang sering dikemukakan adalah masalah privasi. Dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh sistem kecerdasan buatan, ada risiko data tersebut disalahgunakan atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam berbagai bidang, yang dapat menimbulkan masalah sosial dan ekonomi.
Dalam kesimpulannya, kecerdasan buatan adalah teknologi yang memiliki potensi besar untuk membantu manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Namun, penggunaan teknologi ini juga harus diimbangi dengan pengaturan dan kontrol yang baik, sehingga tidak menimbulkan masalah dan dampak negatif bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan kajian yang mendalam tentang pengembangan dan penggunaan kecerdasan buatan di masa yang akan datang.

Nama Penulis : Willy Arianto, Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang