Automatic Assessment memudahkan Guru dalam koreksi Ujian?

Author : Andi Afif Nawawi (Mahasiswa UNPAM)

Automatic Assessment memudahkan Guru dalam koreksi Ujian?

Saat ini AI banyak digunakan untuk keperluan asesmen dan koreksi soal otomatis secara online. Penggunaan fitur seperti ini memudahkan guru dan tutor menyiapkan dan mengadakan kuis maupun ulangan secara mudah dan praktis. Guru dan tutor tidak perlu lagi harus membuat soal dan mengoreksi soal secara manual.

Sistem AI akan bekerja sendiri sesuai instruksi yang sudah diprogramkan dan bisa belajar sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan pengguna atau murid. Bahkan AI akan memberikan rekomendasi materi yang perlu dipelajari kembali dan lainnya berdasarkan hasil yang sudah Anda peroleh.

Salah satu contoh penerapan Automatic Assessment adalah seperti fitur pembuatan kuis dan koreksi otomatis yang disediakan platform kejarcita.

Fitur ini memungkinkan guru dapat membuat kuis dan ulangan dengan mudah dan praktis. Guru hanya perlu memilih jenis mata pelajaran, jenjang, jumlah soal, tingkat kesulitan, dan beberapa pilihan lainnya. Setelah itu guru hanya perlu membagikan link kuis tersebut kepada para murid untuk langsung dikerjakan secara daring.

Hasil kuis siswa bisa langsung diterima secara otomatis pada akun guru. Terdapat skor, daftar soal yang salah, soal yang benar, serta pembahasan. Bayangkan saja guru tidak lagi perlu repot megoreksi dan menilai secara manual hasil kuis dan ulangan siswa. Semua sudah dikerjakan oleh sistem AI yang telah diprogramkan.

Namun, terdapat beberapa pro dan kontra dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam lingkup pendidikan. Di satu sisi, AI dapat membantu mengurangi kesalahan penilaian manusia dan meningkatkan konsistensi dalam memberikan nilai. Selain itu, AI dapat mengidentifikasi pola dalam data yang dihasilkan, sehingga dapat membantu guru memahami kekuatan dan kelemahan siswa dengan lebih baik.

Namun, di sisi lain, kecerdasan buatan tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran guru dalam memberikan umpan balik yang bermakna dan mengembangkan keterampilan kognitif siswa. Selain itu, kemampuan AI untuk mengevaluasi kreativitas, penalaran abstrak, dan kemampuan berbicara yang sulit dinilai secara otomatis masih terbatas.

Oleh karena itu, penggunaan kecerdasan buatan dalam evaluasi pendidikan harus dilakukan dengan hati-hati dan dipertimbangkan dengan baik, terutama dalam hal memastikan bahwa teknologi tersebut tidak menggantikan peran guru dalam memberikan pengajaran yang efektif. Sebaliknya, teknologi ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membantu guru dalam menilai dan memberikan umpan balik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Kesimpulannya bahwa kecerdasan buatan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan melalui evaluasi otomatis atau automatic assessment.

Namun, penggunaan kecerdasan buatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, karena AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran guru dalam memberikan umpan balik yang bermakna dan mengembangkan keterampilan kognitif siswa.

Sebagai gantinya, teknologi ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membantu guru dalam menilai dan memberikan umpan balik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Nama : Andi Afif Nawawi