Penggunaan ChatGPT tidak perlu dilarang layanan AI bisa mendukung riset dan penelitian

Nama Panulis : Chindy Lestari, Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang.

Penggunaan ChatGPT tidak perlu dilarang layanan AI bisa mendukung riset dan penelitian

            Penggunaan ChatGPT tak perlu dilarang.  layanan AI bisa mendukung riset dan pendidikan banyak sekolah dan universitas terkemuka di dunia, termasuk di Prancis, Inggris dan Amerika Serikat melarang penggunaan ChatGPT  dalam proses belajar mengajar.Mereka khawatir bahwa penggunaan ChatGPT akan meningkatkan potensi plagiarisme dan dikhawatirkan mengancam integritas akademik. tapi, kecerdasan buatan telah mulai digunakan dalam bidang kesehatan, keperawatan, dan diperde batkan kegunaaanya dalam sains.Jika kita lihat dari perspektif yang berbeda, ada banyak hal yang dapat kita manfaatkan dari kemuktahiran kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) untuk mempermudah pekerjaan kita di dunia akademik.

            ChatGPT (Generative Pre-Trained Transformer), adalah sebuah program keluaran perusahaan OpenAI yang dapat menjawab segala pertanyaan dalam bentuk percaka pan, atau bahasa alami manusia. Berbeda dengan Google, ChatGPT adalah suatu “chat bot” Ia bisa diajak “cha ” mengenai apa saja. Bagi orang Indonesia, hal yang juga dianggap mengagumkan adalah bahwa ChatGPT dapat digunakan langsung dalam Bahasa Indonesia.

            Ada yang mengagumi kecanggihan teknologi ini, tapi ada yang cemas karena AI akan menggantikan keahlian dan tenaga manusia, sehingga potensi hilangnya seb agian pekerjaan semakin tinggi.Para dosen kewalahan karena mahasiswa bisa menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dengan mudah dan cepat misalnya, melalui instruksi “tulis kode bahasa Python untuk menghitung koefisien linear”, ChatGPT dapat menampilkan kode bahasa Phyton yang sesuai.ChatGPT bahkan bisa menghasilkan model dan algoritma yang kompleks, seperti dalam machine learning (pembelajaran mesin)….

            Layanan AI ini, misalnya, bisa menjawab permintaan menantang seperti “berikan contoh dalam bahasa R pengggunaan model random fore st untuk pendugaan ciri tanah.”Tentu kode tersebut tidak bisa langsung jalan karena yang diberikan hanya contoh dan perlu  dimodifikasi sesuai kebutuhan.Di samping itu, para pengguna pemrograman komputer dapat memakai ChatGPT untuk menjelaskan alur kerja suatu kode komputer, mencari kesalahan di suatu alur kode, menerjemahkan dari satu bah asa pemrograman ke bahasa lain.Menulis dan menganalisis artikel Aplikasi paling kontroversial adalah ChatGPT bisa menulis seperti manusia….

            Keunggulan program ini justru bisa kita gu nakan untuk membantu penulisan.ChatGPT bisa diperintahkan untuk membantu menulis suatu topik menurut fokus, format, gaya, pembaca yang dituju, dan perspektif yang kita inginkan. misalnya, dengan meminta ChatGPT memberikan ide penulisan topik satu paragraf, kita bisa melanjutkannya sehingga menghilangkan hambatan menulis.Selain itu, kita bisa meminta ChatGPT memperbaiki tulisan – seperti meningkatkan kejelasan dan membuatnya lebih langsung atau akurat. untuk bahasa Inggris (atau bahasa asing lainnya), mintalah ChatGPT untuk menjelaskan kesalahan struktur dan tata bahasa, serta bagaimana memperbaikinya.Artikel ilmiah dalam bahasa Inggris kadang rumit dan susah diringkas. Bahkan, ChatGPT bisa juga diminta untuk menulis surat, membuat lelucon,  puisi, lirik lagu dan lainnya.Keterbatasan ChatGPT menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang disebut Large Learning Model, yang dapat memproses sejumlah besar data teks, termasuk buku, berita, halaman Wikipedia, dan jutaan situs web dengan “mempelajari” data yang cukup besar, model tersebut bisa mempelajari pola dan struktur bahasa dan bisa menginterpretasikan sega la pertanyaan.Saat ini, ChatGPT dianggap sebagai AI yang paling canggih, namun tidak bebas dari kesalahan dan keterbatasan.

            Untuk itu, hasil ChatGPT harus kita periksa dan validasi. Beberapa reviu termasuk oleh penulis dan para kolega kami menemukan bahwa pemanfaatan ChatGPT untuk topik yang belum memiliki cukup informasi di dunia maya, dapat berakhir dengan munculnya jawaban yang sama sekal i tidak akurat.Ada kesalahpahaman bahwa ChatGPT dianggap sebagai sumber pengetahuan. Padahal sebenarnya, ChatGPT adalah “alat” yang memode lkan bahasa, bukan pengetahuan.Misal saja, kita bisa bertanya “Berikan satu contoh a plikasi AI di dunia pertanian”. ChatGPT bisa jadi menjawab seperti ini:”Penggunaan drone: AI dapat digunakan pada drone untuk memetakan lahan pertanian dan memberikan informasi tentang kondisi tanaman, curah hujan, dan penggunaan air.

            Hal ini dapat membantu petani dalam membuat keputusan yang tepat terkait penggunaan sumber daya  dan waktu panen yang optimal.”Walau jawabannya cukup meyakinkan, namun jika seorang petani membeli drone dan meminta ChatGPT memetakan lahan pertanian, sang  petani tentu akan kebingungan.Untuk mendapatkan informasi “kondisi tanaman, curah hujan, dan penggunaan air” dengan drone, seorang pengguna perlu mempelajari prinsip remote sensing (pengindraan jarak jauh), pengolahan data, penggunaan perangkat lunak, dan pengetahuan teknis lainnya.Sementara ini, jawaban ChatGPT seolah lebih cocok untuk menjawab topik penelitian S3 , bukan jawaban teknis praktis.Jangan berharap ChatGPT untuk menuliskan penelitian kita.

            AI dalam pendidikan dan pengajaran Dengan mengetahui keterbatasannya, dosen dan mahasiswa bisa memanfaatkan ChatGPT mulai dari membantu mengatasi hambatan menulis, pemecahan masalah, hingga penulisan kode komputer.Kita tidak perlu melarang penggunaan ChatGPT Justru, kita perlu memperkenalkan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan mendiskusikan etika pe nggunaakannya dalam pendidikan.Tapi bagimana dengan mahasiswa yang memakai Chat GPT untuk menulis tugas mereka? Rancanglah pertanyaan atau tugas yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, bukan jawaban yang bisa disalin langsung dar i buku teks atau halaman situs.Ajak para mahasiswa mengecek jawaban yang diberikan oleh ChatGPT dengan ini, misalnya, kita bisa melatih mahasiswa untuk memberikan jawaban yang lebih  kritis dari pemberian ChatGPT.Di dalam kelas, para dosen bisa mengajak mahasiswa membahas satu topik lebih mendalam dan memperlihatkan jawaban ChatGPT Jelaskan kebenaran, kekurangan atau k esalahan dari jawaban tersebut.Harapannya, mahasiswa akan mengetahui kedangkalan pengetahuan ChatGPT dan mengapresiasi pemikiran kritis dan kreativitas yang hanya bisa dila kukan dengan pemikiran manusia.Walaupun ChatGPT bisa membantu dalam penulisan, akademisi perlu memiliki keterampilan untuk komunikasi.

Sumber : https://theconversation.com/penggunaan-chatgpt-tak-perlu-dilarang-layanan-ai-bisa-mendukung-riset-dan-pendidikan-201686